-->
Home » » Review Samsung Galaxy S6 Edge

Review Samsung Galaxy S6 Edge

Posted by Unknown
Indo Jelajah, Updated at: 6:31 PM

Posted by Unknown on Jun 10, 2015


Sudah lama saya menganggap ponsel pintar Samsung Galaxy S beda kelas dengan iPhone. Pasalnya, Apple sejak awal sudah konsisten menggunakan material aluminium untuk iPhone, sedangkan Samsung setia pada plastik yang tak pernah terlihat mewah. Beda kelas bukan berarti membuatnya kalah dari segala lini. Ini seperti membandingkan Vespa modern dengan sepeda motor matic Jepang yang berbodi plastik.

Tetapi kehadiran Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge membuat pandangan itu berubah. Perangkat ini benar-benar baru, berbeda, jauh lebih baik dari Galaxy S5. Menurut saya, inilah ponsel pintar terbaik yang pernah dibuat Samsung.


Sejak tiga pekan belakangan, saya berkesempatan menguji varian Samsung Galaxy S6 Edge yang di Indonesia dibanderol Rp12,5 juta. Hal pertama yang saya lakukan saat mengeluarkan S6 Edge dari kotaknya: menjatuhkannya dari meja ke lantai berbahan kayu, lalu mengulanginya lagi seperti gambar di atas. Alasannya sederhana saja, ponsel semahal itu harus kuat, dan untungnya memang demikian.
 

Desain



Seperti kita tahu, Galaxy S6 Edge menggunakan bodi aluminium dengan layar melengkung di kedua sisinya. Bagian belakangnya dibalut kaca Gorilla Glass 4 yang cukup tangguh menahan benturan dan tekanan. Konsekuensinya, cap jari Anda akan mudah menempel di bagian tersebut.





Mereka menempatkan audio jack di bagian bawah, berdampingan dengan colokan charger dan speaker. Di bagian sudut atas dan bawah bodi S6 Edge terdapat garis putih, yang membuatnya terlihat mirip dengan iPhone 6. Sementara tombol power terletak di bagian kanan, slot nanoSIM di bagian atas berdampingan dengan pemancar infra merah yang dapat digunakan sebagai Remote Control.





Pada bagian bawah Samsung Galaxy S6 Edge terdapat tombol Home, Back dan Recent Apps, yang dapat diubah melalui menu Pengaturan. Tombol Home sekaligus berfungsi sebagai sensor sidik jari. Mekanisme penggunannya sama persis dengan Touch ID Apple; Anda hanya perlu menempelkan jari untuk membuka kunci perangkat.





Sensor sidik jari di Galaxy S6 Edge kerap tidak akurat jika jari dalam keadaan basah. Karena itu, pastikan tangan Anda kering ketika menggunakannya. Adapun di bagian depan atas, terdapat kamera untuk selfie, speaker dan sensor.

Beralih ke bagian belakang, kamera utama S6 Edge tampak menonjol karena tak rata dengan bodi. Di sampingnya terdapat LED flash dan sensor pengukur detak jantung.





Saat pertama kali menggenggam S6 Edge, saya merasa ia kalah nyaman dibanding saudaranya, Galaxy S6. Sebab, layar melengkung membuat bodi S6 Edge terasa terlalu tipis. Sesudah beberapa hari, telapak tangan saya akhirnya terbiasa juga. Walau demikian, jika harus memilih, saya lebih menyukai S6 dibanding S6 Edge.

Rasanya tak berlebihan ketika Samsung menjuluki proses pembuatan S6 Edge dan S6 sebagai "Project Zero" karena hasilnya memang terlihat lepas dari bayang-bayang masa lalu. Bayang-bayang itu termasuk baterai yang kini tak bisa lagi gampang dicopot karena S6 Edge menggunakan desain unibody.


Software & Antarmuka


Mungkin sebagian dari Anda senang menggunakan tema standar pabrik ketika membeli ponsel. Namun tak sedikit pengguna Android yang terobsesi menyesuikan tema beranda ponsel mereka dengan suasana hati atau kepribadiannya.





Galaxy S6 Edge dapat memfasilitasi hal itu karena Samsung sudah menyediakan Theme Store ke dalam TouchWiz, antarmuka buatan mereka. Sebagian besar dari tema tersebut bisa diunduh secara gratis, hanya dengan membuat Samsung ID. Selama pengujian produk ini, saya sempat mengganti tema hingga tiga kali. Menariknya, beberapa tema di Theme Store tergolong eksklusif karena Samsung bekerjasama dengan perusahaan lain.

Sayangnya, tak semua lambang aplikasi bisa menyesuaikan desain tema tertentu. Hal itu wajar saja dan juga sering kita temui di Xiaomi MIUI. Samsung juga belum membuka Theme Store untuk umum. Jika ingin membuat produknya benar-benar bercita rasa lokal, Samsung perlu mempertimbangkan membuka Theme Store untuk pengembang seperti yang dilakukan Xiaomi.

Dibanding pendahulunya, antarmuka Galaxy S6 Edge terlihat tak banyak berubah. Tetapi jika digali lebih dalam, akan terlihat bahwa Samsung tak lagi menjejali S6 Edge dengan aplikasi bawaan, atau kerap disebut bloatware. Selain aplikasi dari Google, mereka hanya menambahkan aplikasi Microsoft yang terdiri-dari OneDrive, OneNote dan Skype.

Tindakan ini sangat tepat karena Samsung seperti menghargai penggunanya, menyerahkan sepenuhnya kewenangan kepada konsumen untuk memilih aplikasi yang mereka butuhkan. Jumlah aplikasi yang minimalis juga tentu mengurangi beban prosesornya.

Tak hanya itu, jika Anda merasa terganggu dengan aplikasi bawaan tersebut, Samsung memberikan opsi untuk menghapusnya. Tentu saja, Galaxy S6 Edge masih dilengkapi aplikasi Galaxy Gift Indonesia. Melalui aplikasi ini, Samsung tiap hari bagi-bagi hadiah kepada pengguna yang beruntung.

Galaxy S6 Edge terintegrasi dengan aplikasi membaca berita, Flipboard. Anda bisa mengaksesnya hanya dengan menyapu layar dari kiri ke kanan di layar beranda. Berbeda dengan VibeUI dan MIUI, Samsung memilih tetap mempertahankan App Drawer.





Selama pengujian, saya sangat terbantu dengan keberadaan sensor detak jantung dan aplikasi S Health di Galaxy S6 Edge. Saya suka treadmill dan berjalan kaki, dan S6 Edge bisa mencatat semua kegiatan itu sebagai bahan evaluasi saya.


Edge Screen, Gestur dan Multitasking


Satu-satunya yang membedakan Galaxy S6 dan S6 Edge adalah layar. Samsung memanfaatkan layar melengkung S6 Edge dengan fitur yang mereka sebut Edge Screen. Edge Screen bisa dimanfaatkan untuk notifikasi panggilan dari orang terpenting Anda (Anda dapat memuat hingga 5 kontak), menampilkan jam malam, atau arus informasi dari RSS Feed. Selama pengujian, fitur yang berguna untuk saya hanya jam malam.

Fitur lain yang jauh lebih berguna adalah Gerakan dan Gestur. Fitur ini terdiri-dari Panggilan Langsung, Peringatan Pintar, Hening, dan Usapkan Telapak Tangan untuk Mengambil Screenshot.

Dengan Panggilan Langsung, kita dapat menelepon kontak yang log panggilan, pesan, atau detail kontaknya sedang ditampilkan di layar dengan cara mendekatkan perangkat ke telinga. Sementara Peringatan Pintar akan membuat perangkat bergetar ketika diangkat untuk memberi tahu Anda tentang panggilan tak terjawab dan pesan. Adapun Hening berguna ketika saya ingin mematikan alarm di pagi hari hanya dengan membalik posisi S6 Edge. Menu terakhir tentu sangat berguna karena saya kerap membagikan screenshot ke orang lain, termasuk Anda, pembaca sekalian.





Samsung termasuk pelopor dalam menghadirkan fitur multitasking di perangkatnya. S6 Edge memungkinkan kita membuka dua aplikasi secara bersamaan. Misalnya, Anda dapat ngobrol via WhatsApp sembari menonton YouTube. Saya juga suka pada "Pop Up" ketika ada panggilan telepon saat saya sedang bermain game atau menonton YouTube. Kita bisa dengan mudah menerima atau menolak panggilan atau bahkan mengabaikannya tanpa terganggu.


Kamera & Video


Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge menggunakan dua versi sensor kamera yang berbeda, buatan Sony dan Samsung sendiri. Namun tentu kita tak akan tahu perangkat mana yang menggunakan sensor Sony jika tak membongkar perangkatnya.

Kamera utamanya menggunakan sensor 16MP dan 5MP di bagian depan. Performa kamera Galaxy S6 Edge sangat memuaskan. Selama pengujian, tak pernah terjadi shutter lag. Proses memotret dengan mode HDR yang biasanya memakan waktu beberapa detik di ponsel lain juga berlangsung sangat cepat di S6 Edge.

Dalam keadaan cerah, saya tak punya keluhan apa pun terkait kamera S6 Edge. Menariknya, S6 Edge menyediakan mode Pro bagi Anda yang ingin mengatur konfigurasi kamera secara manual.

Mode ini sangat berguna ketika memotret dalam keadaan minim cahaya. Selain untuk hobi, kamera Galaxy S6 Edge bisa diandalkan untuk bekerja.

Saya sempat mengandalkan Galaxy S6 Edge ketika meliput pameran Computex 2015 di Taipei, Taiwan, selama sepekan. Inilah pertama kalinya saya bertugas ke luar negeri tanpa membawa kamera DSLR.









Hasilnya, tentu saja, kemampuan S6 Edge belum bisa dibandingkan dengan kamera DSLR, terutama jika kita memotret sebuah acara pada malam hari atau minim cahaya. Akan tetapi, hasilnya masih cukup memusakan dan menurut saya layak digunakan untuk keperluan penerbitan artikel tentang Computex.





Saat meliput sebuah acara di aula gelap, saya mengakalinya dengan continuous shot dan memotret bersamaan dengan fotografer lain agar bisa "nebeng" lampu flash mereka. Kemampuan S6 Edge untuk memotret 30 frame sekaligus sangat membantu terutama memotret subjek yang terus bergerak di atas panggung sekaligus membuat GIF.









Saya juga terbantu oleh fitur Peluncuran Cepat, yang memungkinkan kita mengaktifkan kamera secara instan hanya dengan memencet tombol Home sebanyak dua kali. Dalam keadaan standar, kamera S6 Edge  menyediakan mode Otomatis, Pro, Fokus Selektif, Panorama, Gerak Lambat, Gerak Cepat, Gambar Virtual, Gerak Cepat dan Olahrga. Namun, Anda bisa mengunduh mode tambahan dari toko aplikasi Samsung. S6 Edge juga dilengkapi serangkaian filter untuk membuat efek tertentu pada foto.









Performa & Baterai


Samsung Galaxy S6 Edge ditenagai prosesor Exynos 7 Octa Core, GPU Mali-T760 MP8, RAM 3GB dan menjalankan sistem operasi Android 5.0.2 Lollipop. Performanya tak pernah mengecewakan, demikian juga panas yang dihasilkannya tak terasa berlebihan saat digunakan untuk bermain game dalam waktu lama. Selama pengujian, saya menggunakannya untuk bermain Nova 3 sampai level 7 dan Asphalt 8: Airbourne.

Daya tahan baterai Galaxy S6 Edge yang berkapasitas 2.600mAh juga terolong bagus. Saat diukur dengan PCMark for Android, ia mampu bertahan hingga 7 jam 6 menit. Perlu diketahui, PCMark mengukur baterai dengan membuat simulasi membuka web, menonton video dan mengedit foto. Hasil penggunaan sehari-hari tak berbeda jauh dengan itu. Dalam keadaan tertentu, misalnya sinyal minim, baterai memang lebih cepat terkuras.

Untungnya, pengisian baterai S6 Edge juga dapat berlangsung cepat berkat fitur Quick Charge. Saat tersambung ke charger, S6 Edge akan menampilkan notifikasi estimasi waktu hingga baterai terisi penuh. Dari 95 persen ke 100 persen, misalnya, butuh waktu sekitar 13 menit.













Kesimpulan


Samsung Galaxy S6 Edge adalah ponsel pintar dengan paket lengkap. Ia bisa diandalkan untuk bekerja, bermain dan berolahraga.

Sayang sekali, seperti halnya iPhone 6 dan iPhone 6 Plus, fitur NFC dan Pembayaran Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge belum bisa digunakan di Indonesia. Padahal, inilah yang membuat produk ini jauh lebih istimewa dibanding semua ponsel Android lainnya.

Kita berharap Samsung bisa menghadirkan sistem pembayaran dengan Galaxy S6 Edge di Indonesia lebih cepat dari iPhone.
 

 Samsung Galaxy S6 Edge
ProsesorExynos 7420 octa-core (4 x Cortex A-53@ 1,5GHz & 4 x Cortex-A57 @2,1 GHz)
RAM3 GB
OSAndroid 5.0.2 Lollipop
GPUMali-T760
Memori Internal64 GB
Kamera16 MP (belakang), 5 MP (depan), LED flash, Low Light Mode
Dimensi142,1mm x 70,1mm x 7,0mm
Bobot138 gram
BateraiNon-Removable 2.600 mAh battery
Layar5,1-inci Super AMOLED 1440 x 2560 pixel (577ppi) + layar lengkung
KonektivitasGSM 850 / 900 / 1800 / 1900
HSDPA 850 / 900 / 1900 / 2100
LTE
HargaRp12.500.000
  

Share This Post :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2015 Indo Jelajah. All Rights Reserved
Template Johny Wuss Responsive by Creating Website and CB Design